Cahaya Hati

Petikan dari blog genta-rasa.com....

Ketenangan itu dicapai melalui zikrullah. Namun zikrullah yang bagaimana dapat memberi kesan dan impak kepada hati? Ramai yang berzikir tetapi tidak tenang. Ada orang berkata, “ketika saya dihimpit hutang, jatuh sakit, dicerca dan difitnah, saya pun berzikir. Saya ucapkan subhanallah, alhamdulillah, Allah hu Akbar beratus-ratus malah beribu-ribu kali tetapi mengapa hati tidak tenang juga?”
Zikrullah hakikatnya bukan sekadar menyebut atau menuturkan kalimah. Ada bezanya antara berzikir dengan “membaca” kalimah zikir. Zikir yang berkesan melibatkan tiga dimensi – dimensi lidah (qauli), hati (qalbi) dan perlakuan (fikli). Mari kita lihat lebih dekat bagaimana ketiga-tiga dimensi zikir ini diaplikasikan.
Katalah lidah kita mengucapkan subhanallah – ertinya Maha Suci Allah. Itu zikir qauli. Namun, pada masa yang sama hati hendaklah merasakan Allah itu Maha Suci pada zat, sifat dan af’al (perbuatannya). Segala ilmu yang kita miliki tentang kesucian Allah hendaklah dirasai bukan hanya diketahui. Allah itu misalnya, suci daripada sifat-sifat kotor seperti dendam, khianat, prasangka dan sebagainya.
Cahaya Hati

Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Mengasihani. Segala Puji bagi Allah atas kesempatan yang diberikan kepada saya untuk mewujudkan Blog Cahaya Hati ini.

Pertama sekali saya ingin mengucapkan terima kasih kepada sahabat saya yang menghadiah buku ini kepada saya dan membuat saya mendapat satu inspirasi, penenang fikiran, penawar hati dan meruntun emosi dengan mewujudkan blog ini untuk dikongsi bersama.

"Hati-hati dengan hati, hati bisa mematikan,
Hati-hati dengan rasa, rasa bisa membinasakanmu,
Hati-hati selalu dengan apa yang ada dalam hatimu atau apa yang kamu rasakan.
Jika ia lari daripada fitrah, ia akan menghancurkanmu."